LUBUKLINGGAU- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lubuklinggau menyelenggarakan Seminar Pendidikan Mewujudkan Guru Profesional dan Berwawasan Entrepreneurship di Cinema Hall Lt.5 Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggau dan dibuka Penjabat (Pj) Wali Kota Lubuklinggau, H Trisko Defriyansa, Pj Sekda Kota Lubuklinggau, H Tamri dan jajaran. Senin (4/3/2024).
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Lubuklinggau Firdaus Abky menyapa tamu undangan yang hadir.
Seperti narasumber seminar yakni Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia (RI), Prof Amzulian Rifai, para pejabat, pengawas TK/SD/SMP/SMA, Ketua MKKS SMA, Ketua MKKS SMP, Ketua K3SD, Ketua HIMPAUDI, Ketua IGTKI, serta jajaran lainnya.
Firdaus menyampaikan, guru yang berwawasan entrepreneurship sangat penting karena bertujuan untuk menumbuh kembangkan produktivitas guru sehingga kedepannya akan tercipta guru-guru yang tidak suka mempersoalkan masalah tetapi lebih suka memecahkan suatu masalah.
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah memberikan informasi dan bekal serta wawasan tentang bagaimana menjadi guru yang profesional dan berwawasan entrepreneurship, mendorong guru agar mampu untuk berfikir lokal bersikap sebaik bangsa Indonesia yang menjunjung moralitas dan kesederhanaan sekaligus bersikap profesional dengan memperhatikan tantangan global.
“Sasaran kegiatan ini, tenaga pendidikan satuan tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MAN, dan pengawas wilayah Kota Lubuklinggau. Peserta berjumlah 200 orang tenaga pendidik tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MAN, dan pengawas wilayah Kota Lubuklinggau,” ujar Firdaus.
Sementara Pj Wali Kota Lubuklinggau H Trisko Defriyansa mengatakan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Kota Lubuklinggau sudah rilis ada peningkatan dari 2022 sebesar 77,71% kemudian saat 2023 meningkat sebesar 78,36%.
Dimana dalam kategori IPM Kota Lubuklinggau dari 17 Kabupaten/Kota yang ada di Sumatera Selatan. Hal ini menandakan bahwa sektor di dunia pendidikan di Kota Lubuklinggau sudah cukup baik.
Lanjutnya, hal ini telah dibangun oleh pendahulu-pendahulu atau Wali Kota sebelumnya. Sehingga Kota Lubuklinggau yang tadinya kota transit kini menjadi kota tujuan dalam aspek pendidikan terus didukung oleh Pemerintahan daerah.
“Mengingat kondisi saat ini angka harapan sekolah lama di kota Lubuklinggau 13,55. Artinya pendidikan dasar kita sudah lewat tapi belum tamat SLTA hampir mendekati. Tapi secara rata-rata lama sekolah kita 9,9 artinya tugas sebagai pendidikan dasar 9 tahun masyarakat kota Lubuklinggau ini Insyaallah semuanya tuntas,” ungkap H Trisko.
Trisko menyatakan peranan guru sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Kota Lubuklinggau. Supaya ke depan terus berupaya bagaimana masyarakat Lubuklinggau selesai SLTA nya.
Disampaikan juga oleh H Trisko, bahwa secara siklus tahunan persoalan yang mendasar di kota Lubuklinggau adalah pada saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) karena banyak sekali, ada beberapa sekolah-sekolah yang dianggap favorit sehingga timbul kurangnya pemerataan siswa di sekolah-sekolah lain.
“Ada beberapa sekolah-sekolah yang memang kekurangan muridnya oleh karena itu problem ini harus kita selesaikan dengan melakukan pemerataan kemampuan kualitas sekolah-sekolah yang ada di kota Lubuklinggau ini, baik SLTA, SLTP, SD. Jangan sampai selalu terjadi problem, tekanan, kemudian titipan-titipan hanya persoalan bagaimana anaknya bisa sekolah sesuai dengan tujuannya. Padahal kebijakan sudah berdasarkan zonasi. Oleh karena itulah kita adalah bagaimana sekolah menjadi unggul bukan hanya di Kota Lubuklinggau saja, namun juga mampu bersaing di Provinsi Sumatera Selatan standar tingkat Nasional,” jelasnya.(BI)