SMAN 4 Lubuklinggau Sukses Laksanakan Gelar Karya

LUBUKLINGGAU – Pelaksanaan Gelar Karya yang dilaksanakan SMAN 4 Lubuklinggau, dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa berjalan lancar.

Kegiatan Bulan Bahasa tahun ini diawali dengan penampilan Teather dan dibuka langsung oleh Koordinator pengawas Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera selatan yang di dampingi pengawas Pembina SMAN 4 Lubuklinggau dan Kepala SMAN 4 Lubuklinggau dengan Tarian Indonesia menari bersama Sanggar Seni Sehase.

Kepala SMAN 4 Lubuklinggau Erwin Susanto melalui Ketua Pelaksanaan
Deri Pramana Hakim mengatakan SMAN 4 Lubuklinggau setiap tahun melaksanakan event tersebut. Namun, berbeda dari tahun- tahun sebelumnya, Bulan bahasa tahun ini diselenggarakan pada 26 Oktober 2022, dengan mengusung tema “Mewujudkan Generasi Cinta Sastra dan Bahasa serta Berjiwa Entrepreneur”.

“Alasan pemilihan tema “ Gelar Karya” itu, ibarat kumpulan warna yang menjadi satu, pada bulan bahasa direalisasikan sebagai bentuk perpaduan seni dan bahasa yang melebur menjadi keindahan,” jelas Deri.

Dirinya menjelaskan, berbagi kegiatan mewarnai event ini diantaranya ajang berkarya atau berekspresi, seperti Pembacaan Surat Untuk Kepala Sekolah, Teather, Drama, Gitar Tunggal , Menyusun Mading tiap kelas dan pojok baca. Selain itu, ada pula kegiatan yang diadakan sebagai ajang peningkatan kualitas berbahasa melalui berbagai perlombaan, yakni Sastra Tutur, Musikalisasi Puisi.

“Bulan Bahasa ini, tidak hanya melibatkan siswa, tetapi juga guru serta seluruh Stake Holder di SMAN 4 Lubuklinggau,”sebutnya.

Ia juga menjelaskan, Bulan Bahasa selalu diperingati pada bulan Oktober. Penetapan Oktober sebagai bulan Bahasa tentunya tidak lepas dari keberadaan Sumpah Pemuda. Seperti yang kita ketahui, bersama bahwa salah satu sumpah tercantum dalam Sumpah Pemuda berbunyi, “Kami Putra Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.

Lanjutnya, meskipun penggunaan bahasa Indonesia cenderung tergusur oleh pemakaian bahasa asing, bahasa Indonesia tetap memegang fungsinya sebagai sarana komunikasi yang menyatukan bangsa Indonesia dengan beragam latar bahasanya.

“Untuk itu, beragam bahasa daerah dan bahasa asing yang berkembang di Indonesia perlu dimaknai sebagai penghias warna tersendiri, yang tidak akan pernah menggeser keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.”tegasnya. (Nyt)

error: fuck you not copy!!!