LUBUKLINGGAU- SMPN 13 Lubuklinggau merupakan salah satu sekolah penggerak di Kota Lubuklinggau. Dan dalam waktu dekat ini, sekolah tersebut akan meluncurkan tari kreasi motong karet yang merupakan bagian dari program sekolah penggerak.
Kepala SMPN 13 Lubuklinggau Emi Ari Oktariyani menjelaskan program sekolah penggerak itu yakni sekolah melaksanakan projek penguatan profil pelajar pancasila (P5). Setidaknya ada tujuh tema P5, tahu ini SMPN 13 hanya mengambil 3 tema yakni kearifan lokal, gaya hidup berkelanjutan dan suara demokrasi.
Untuk kearifan lokal, banyak yang pihaknya laksanakan. Pertama siswa bergotong royong memanfaatkan biji karet yang akan dibuat beberapa karya seperti tempat buah, kotak pensil , mainan kunci dan lainnya.
“Jadi, nanti anak-anak akan dibimbing oleh guru untuk bersama-sama bergotong royong guna membuat dan menghasilkan karya-karya yang kreatif,”ungkap Emi.
Lebih lanjut, dirinya menyampaikan melalui kearifan lokal itu juga SMPN 13 Lubuklinggau akan meluncurkan tarian yakni tari kreasi yang bertema motong karet. Alasan pihaknya mengambil tema motong karet, karena sekolah yang dipimpinnya tersebut berada di sekitar daerah perkebunan karet. Dimana kegiatan berkebun atau mengambil getah karet menjadi salah satu pemandangan rutin bagi warga sekolah.
“Dari lingkungan inilah, akhirnya muncul ide untuk membuat tarian motong karet. Untuk pakaiannya juga, akan menggunakan limbah dari biji karet dan daur ulang kulit jagung.”katanya.
Semuanya, lanjut Emi akan pihaknya luncurkan dalam event lokal karya besar besaran di SMPN 13 Lubuklinggau. Dalam event itu, pihaknya akan menampilkan hasil dari sekolah penggerak. Pihaknya juga akan mengundang Walikota Lubuklinggau hingga Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lubuklinggau untuk hadir dalam event tersebut.
“Insyaallah, Program sekolah penggerak ini tidak akan kami sia-siakan namun akan dimanfaatkan untuk mengenalkan nama sekolah yang ada di daerah pendalam menjadi SMP berkualitas yang mewujudkan profil Pancasila,”tegasnya. (Nyt)