LUBUKLINGGAU – Pelajar SMAN 1 Lubuklinggau (Smansa) ikut andil dalam lomba inovasi daerah tingkat Kota Lubuklinggau tahun 2022.
Tidak tanggung-tanggung, tujuan inovasi di tampilkan pelajar dalam kegiatan yang mengusung tema gerakan inovasi sebagai pemicu terwujudnya Kota Metropolis Madani tersebut. Bahkan, ketujuhnya masuk 10 besar dan merupakan satu-satunya sekolah tingkat SMA di Kota Lubuklinggau yang ikut serta dalam kegiatan itu.
Kepala SMAN 1 Lubuklinggau Zulkarnain melalui pembina sekaligus pembimbing Yeny Yulizah menyebutkan inovasi yang ditampilkan anak didiknya yakni masker wajah berbahan dasar daun Kelor, sabun wajah berbahan dasar daun kelor, panggangan berputar, mesin cuci pedal sepeda, E-wall robot dari bahan bekas, Selai ubi ungu dan kertas dari pelepah pisang.
“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur mereka bisa menampilkan yang terbaik. Semoga proses ini menjadi tonggak suksesnya anak dimasa depan dan hasilnya lomba ini mereka bisa mendapatkan prestasi,”harap Yeni.
Dirinya menjelaskan, ini merupakan inovasi sekolah inovator adalah anggota Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) nama club “CANGKIR’S” yakni Club anak great kelompok ilmiah remaja Smansa.
Lebih lanjut, Yeni menjelaskan tidak mudah bagi anak didiknya untuk menciptakan inovasi tersebut. Inovasi diawali dengan proses diskusi terlebih dahulu tentang segala sesuatu yg bisa dimanfaatkan dan dapat meningkatkan nilai jual dari benda/barang yang terlihat biasa saja dan kurang dimanfaatkan
Dari hasil diskusi itu, lanjutnya dibentuk beberapa kelompok untuk mewujudkan hasil diskusi kemudian dilakukan eksperimen-eksperimen agar produk yang di dapat maksimal. Setelah produk jadi maka dilakukan uji coba produk ke masyarakat/warga sekolah, setelah produk mendapat tanggapan yang baik maka dilakukan penjualan seperti selai ubi ungu dan masker wajah “more love” yang sudah dipasarkan dan hasil testimoni sangat baik.
“Mengikuti lomba inovasi daerah atau pun Provinsi bukanlah tujuan utama. Tujuan yang utama adalah membentuk karakter peserta didik yang kreatif, inovatif, mandiri, bergotong royong yang pada akhirnya membangun jiwa kewirausahaan peserta didik sesuai dengan slogan CANGKIR’S yakni “BERKARYA ITU ASYIK”, tutupnya.(Nyt)