Yayasan Doa Ibu Luncurkan Program Literasi Sehati

Musi Rawas – Untuk memberikan ruang bagi anak-anak yang belum bisa atau lancar dalam membaca, Yayasan Doa Ibu luncurkan program literasi sehati.

Ketua Yayasan Doa Ibu Dewi Kruniati mengatakan tujuan dari kegiatan tersebut ingin memberikan kontribusi untuk anak-anak negeri, terutama anak-anak di wilayah sekitar Tugumulyo yang belum bisa membaca mereka siap untuk memberikan pengajaran ataupun pendidikan

“Kami tidak membatasi usia, mau kelas berapapun yang belum bisa atau lancar membaca di persilahkan untuk datang atau bergabung di kelas literasi sehati,”ungkapnya.

Dikatakan nya, alasan mencetuskan program tersebut lantaran begitu pandemi ia datang ke beberapa sekolah dan ternyata banyak keluhan anak-anak belum lancar membaca. Sedangkan untuk mengikuti bimbingan belajar, mereka tidak bisa lantaran keterbatasan ekonomi.

Dan kenapa disebut literasi sehati, karena ia ingin melakukan dengan sepenuh hati dan setulus hati. Jadi memang benar-benar untuk sosial.
“Itulah awal mulanya, jadi saya ingin memberikan sesuatu untuk mereka dengan mengajari agar bisa membaca, karena belum bisa membaca itu, bukan berarti tidak bisa membaca. Ini juga tidak dipungut biaya apapun alias gratis.”ungkap Dewi.

Untuk jadwal belajarnya, Dewi menyampaikan dilaksanakan setiap Selasa, Kamis dan Jumat mulai Pukul 13.00 Wib. Jadwal tersebut memang siang, agar tidak menggangu jam belajar anak-anak di sekolah.

Kemudian, untuk pengajar nya mereka bekerja sama dengan pemuda penggerak Musi Rawas – Lubuklingga dan teman teman relawan.
“Yang sudah dan lancar membaca nantinya akan diberikan sertifikat lulus bisa membaca,”ujar ia.

Terlepas dari itu, dalam peluncuran program literasi juga diisi dengan permainan – permainan tradisional yakni lompat karet gelang dan Enggrang. Hal itu dilakukan untuk mengajak anak-anak agar satu jam atau dua jam melupakan gadget, supaya kesehatan terselamatkan, baik itu mata maupun otaknya karena pengaruh gadget ini luar biasa.

Dengan permainan tradisional ini, ia juga ingin mengajar anak belajar nyata, berpikir bagaimana strategi nya agar keinginannya tercapai. Contohnya, permainan Enggrang dengan mulai memegangnya ia berpikir bagaimana strategi naiknya, melangkah agar tidak jatuh. (Nyt)

error: fuck you not copy!!!