Guru Mesti Jemput Bola, Kalau Ada Sekolah yang Luring

LUBUKLINGGAU – Terkait surat edaran dari Disdikbud Lubuklinggau kepala sekolah mesti memantau absensi online , menimbulkan pertanyaan beberapa guru melalui pesan WhatsApp ke pimpinan redaksi Bintanginformasi.co.id.

Pertanyaan tersebut seperti, bagimana dengan sekolah mereka yang selama ini masih ada menggunakan luring, yakni dimana anak didik mengambil tugas atau materi pembelajaran ke rumah sekolah. Dikarenakan mereka tidak memiliki handphone.

Perihal ini, Bintanginformasi.co.id menghubungi Kadisdikbud Dian Chandra melalui Kabid Dikdas Yulianti. Ia mengatakan PPKM level 4 ini dilaksanakan selama dua minggu, sehingga mau tidak mau sekolah mesti jemput bola, mengantarkan tugas ke rumah anak didik yang tidak memiiki handphone.

“Kami sudah diskusi, jadi guru mesti antar tugas ke rumah anak didik, karena memang situasinya tidak bisa untuk lakukan luring, apalagi PPKM kita sudah level 4,”jelas Yulianti.

Teknis lainnya, guru berusaha untuk memberikan tugas berantai kepada anak didik, agar tidak setiap hari mengantar tugas berulang-ulang setiap hari, kemudian setelah selesai PPKM tanggal 8 Agustus, barulah tugas tersebut dikumpulkan.

“Pak menteri pun sudah mengatakan, tidak mesti tuntas kurikulum, terpenting anak didik ada kerjaan di rumah, dan tugasnyapun jangan memberatkan siswa,”jelasnya.

Terkait, kepala sekolah diminta untuk melakukan pemantauan pengawasan selama WFH dan membuat daftar absensi online dan rekap absensi online menggunakan goggle form. Yulianti menuturkan surat edaran tersebut merupakan anjuran untuk dilaksanakan, dan perihal kinerja memang harus untuk selalu diupdate.

“Sekolahkan ditutup, dan semuanya mersti WFH termasuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan hingga 8 Agustus, ya kita berdoa saja, selama PPKM level 4 ini ditaati, pandemi dapat turun dan aktivitas kembali normal,”harapnya.(01)

error: fuck you not copy!!!